Kegiatan Ocean Waves Sail Tunda Island diselenggarakan pada
hari Kamis tanggal 2 Juni 2015, keberangkatan dijadwalkan pada malam hari
menggunakan bus, peserta dikumpulkan di Gerbang BNI Unpad
Jatinangor. Keberangkatan sempat terlambat dikarenakan ada sedikit masalah
dengan kendaraan. Beberapa dari kami bahkan sudah ada yang ketiduran di lantai,
ada juga yang mengisi waktu dengan makan berkali-kali. Malam sudah semakin
malam dan bus kami tidak kunjung datang, makin banyak yang tertidur di lantai. Perjalanan
dari Jatinangor ke Pelabuhan Karangantu memakan waktu sekitar (aku tidak yakin
berapa lama karena aku tertidur selama perjalanan) dua hingga tiga jam.
Setelah sampai, kami dikumpulkan untuk briefing sejenak dan
pembagian homestay. Setelah itu, kami berganti baju untuk melakukan pengambilan
data terumbu karang, tidak lupa juga membawa alat dasar selam dan segala
peralatan untuk proses pengambilan data.
Kemudian kami berjalan menuju pantai timur untuk pengambilan
data stasiun pertama, kami berjalan sekitar 15 menit untuk sampai ke stasiun
pertama.
Akang dan teteh pembimbing membantu kami untuk
penggelaran roll meter, karena kami belum mahir menggelar roll meter, roll
meter kemudian digelar oleh akang teteh pembimbing. Kemudian kami dibagi
kedalam dua kelompok agar tidak terlalu berdesakan saat proses pengambilan
data.
Proses
pengambilan data menggunakan metode Point Intercept Transect, metode tersebut
memungkinkan untuk memprediksi kondisi dari suatu ekosistem terumbu karang
berdasarkan tutupan terumbu karangnya.
Di stasiun pertama, kedalamannya hanya berkisar dua
hingga tiga meter, yang berarti jarak antara permukaan dengan terumbu
karang hanya sedikit, membuat kami kesulitan untuk bergerak tanpa menyentuh
karang. Beberapa dari kami bahkan luka-luka karena bergesekan dengan terumbu
karang. Stasiun pertama merupakan Pantai Timur di Pulau Tunda. Setelah
selesai melakukan pengambilan data di stasiun pertama, kami kembali lagi ke
homestay untuk beristirahat.
Listrik di Pulau Tunda baru akan menyala pada pukul 6 sore,
namun ada beberapa homestay yang menawarkan genset. Tidak hanya genset, alat
dasar selam, bahkan kamera bawah air (underwater camera) juga dapat disewa.
Menurut ibu penjaga homestay yang aku tempati, jasa sewa genset, alat
dasar selam, dan kamera bawah air cukup membantu pemasukan, juga dapat
memudahkan para turis yang mengunjungi Pulau Tunda. Jadi, bagi yang ingin
mengunjungi Pulau Tunda jangan takut tidak bisa menemukan alat dasar selam dan
kamera bawah air, ya!
Setelah selesai beristirahat, kami bersiap-siap untuk
pengambilan data di stasiun yang ke dua. Stasiun yang ke dua, adalah Pantai
Utara di Pulau Tunda. Di stasiun ini, kedalamannya berkisar tiga hingga 6
meter. Kali ini, giliran kami yang menggelar roll meter. Setelah roll meter
telah digelar, proses pengambilan data dapat dimulai.
Keesokan harinya karena kami telah selesai melakukan pengambilan
data tim terumbu karang bergabung dengan senior untuk melakukan sosialisasi ke
sekolah yang ada di Pulau Tunda tersebut. Di sekolah tersebut kami melakukan sosialisasi
mengenai mangrove, lamun, terumbu karang beserta fungsinya dan bagaimana cara
kita menjaganya.
Setelah beres melakukan sosialisasi, kegiatan selanjutnya adalah
penanaman mangrove di sebelah kanan dermaga Pulau Tunda, Coastal Clean Up
dan serah terima buku sumbangan untuk taman bacaan Pulau Tunda. Gambar diatas
adalah kegiatan ketika melakukan penanaman mangrove secara bersama-sama dan
gambar sebelah kanan itu adalah ketua himpunan kami Kang Tegar Januar
(2015-2016).
Dan selesailah kegiatan kami di Pulau Tunda. Selanjutnya kami
melaksanakan perjalanan pulang menuju Jatinangor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar